nusakini.com - “Semua yang ada di depan saya baik dari Kementan, Kemenkeu, Kemendagri dan pihak donor IFAD, serta teman-teman daerah adalah para pelaksana, eksekutor READSI. Kita semua harus berdaya dulu sebelum memberdayakan petani”. Dengan tegas Prof. Dedi Nursyamsi, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDPM) Kementerian Pertanian menyapa 70 peserta Pertemuan Penyusunan Anggaran dan Program Kerja Rural Empowerment and Agricultural Development Scaling up initiative (READSI). Peserta berasal dari Bapeda dan Lembaga Keuangan di 6 provinsi dan 18 kabupaten lokasi program READSI. “Petani bisa berdaya, bisa hebat kalau kita hebat”. Karena itu segera siapkan Juknis, SOP siapkan dari sekarang jangan menunggu sampai bulan Agustus. Kita harus bergerak cepat, Kalau jalan biasa-biasa saja kita tidak ada kemajuan”. Tegas Prof. Dedi Nursyamsi. (05/09/2019). 

Telah dialokasikan 39,8 Juta Dollar atau sekitar Rp. 518 Milliar dana on-granting untuk kegiatan READSI. Mekanisme on-granting ini butuh partisipasi ektra teman-teman daerah. Siapkan semua sejak awal termasuk siapkan prefinance dana untuk melaksanakan kegiatan sehingga dapat segera mendapat reimbursement atau penggantian pembayaran oleh pusat yaitu Kemenkeu. “Daerah jangan ragu sudah dianggarakan di APBN pasti di ganti. Karena itu siapkan semua dari sekranag jangan menunggu Kita harus bergerak cepat”. Tegas Prof. DEdi meyakinkan perwakilan Bapeda dan Lembaga Keuangan yang hadir. 

Prof Dedi mengingatkan bahwa “Pelaku utama program READSI itu teman-teman di daerah. Karena daerahlah yang memiliki lokasi, petani dan lahan. Pemerintah pusat terutama BPPSDMP Kementerian Pertanian siap selalu sebagai fasilitator, advisor dan supporter”. 6 Provinsi dan 16 Kabupaten pelaksana program READSi diantaranya Provinsi NTT yaitu Kabupaten Kupang dan Belu; Provinsi Kalimantan Barat yaitu Kabupaten Sambas dan Kabupaten Sanggau; Provinsi Sulawesi Tengah yaitu Kabupaten Poso, Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Buol, Kabupaten Toli-toli, Kabupaten Banggai. Provinsi Sulawesi Selatan yaitu Kabupaten Luwu, Kabupaten Luwu Utara, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Tenggara, Kabupaten Konawe, Kabupaten Kolaka, Kabupaten Kolaka Utara; Dan Provinsi Gorontalo yaitu Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango dan Kabupaten Pohuwato.

Periode ke-2 itu adalah pembangunan SDM. “Berkali-kali bapak presiden Joko Widodo mengatakan pembangunan SDM, termasuk SDM Pertanian itu adalah melalui Pendidikan vokasi terapan”. Ujar Prof, Dedi. Dari stetement ini terlihat pentingnya pembangunan SDM didalam pembangunan nasional kita. Karena itu program utama Kementan adalah pembangunan SDM Pertanian melalui Pendidikan Vokasi artinya terapan. Kementan mengeluarkan biaya yang sangat besar di support oleh berbagai program baik program kerjasa luar negeri dan dalam negeri yang intinya membangun SDM sehingga SDM pertanian sebagai pelaku eksekutor pembangunan pertanian semakin kuat.

“READSI harus jadikan petani berdaya dan hebat”. Tegas Prof Dedi. Karena dari itu pastikan pemberdayaan bisa berjalan dengan baik. Pengelolaanya harus berdaya harus hebat. Jangan mimpi petani bisa berdaya bisa hebat kalau kita tidak hebat. (prb)